Malam Yang Indah

Kubuka pintu kaca itu, dan ternyata itu menuju kamar tidur Ita. Kudorong Tom ke atas ranjang, dia menarik aku ke atas tubuhnya, dan kami pun mulai berciuman dengan lebih panas. Tangan kanan Tom mulai turun ke arah pantatku, dan menarik rok-ku ke atas. Sementara itu tangan kirinya menurunkan tube-top ku dan mulutnya mulai menjilat-jilat puting susuku. Kutarik kepalanya ke dadaku yang telanjang sambil mendesah-desah. Enak sekali rasanya.
Tiba-tiba Tom mendorong tubuhku ke ranjang, dan dia naik ke atasku. “Ness, gua dari dulu udah pengen mencicipi tubuh elu, sejak gua ngeliat elu di kelas, elu selalu terlihat seksi. Sudah lama aku ingin melakukan ini denganmu,” Tangan-nya meraba-raba ke bawah perutku, dan menggosok-gosok kelentitku. Aku menggelinjang tidak karuan sambil tanganku meremas sprei. Dengan sekali sentakan, Tom merobek celana dalamku, dan menghujamkan penisnya ke dalam tubuhku. Napasku tersentak, orgasme pertamaku malam itu tiba-tiba melanda tubuhku, hampir saja aku menjerit kalau Tom tidak menutup mulutku dengan tangannya.

Sementara itu Tom terus bergoyang di atasku, kejantanannya yang kekar dan panjang bergerak keluar masuk lubang senggamaku. “Gua suka banget cewek asia, cantik-cantik, dan cepat sekali basahnya,” ujar Tom ditengah mengentotiku. Tangan Tom mulai mencubit puting susuku, dan mulutnya sesekali menjilati buat dadaku, membuatku hampir menjerit-jerit lagi. Kali ini, Tom menciumi aku dalam-dalam sambil bergoyang-goyang. Aku pun menutup mata, dan menggoyangkan pinggulku menikmati persetubuhan ini.
Tom berganti posisi lagi dengan menarik tubuhku untuk duduk di pangkuan dia. Rok dan tube-top ku masih bergantung di pinggangku menyerap sedikit keringat yang mulai keluar, sementara Tom masih berpakaian lengkap, hanya penisnya saja yang keluar. Kami berdua bersenggama sambil menghadap ke pintu kaca yang menuju ke balkon. Ditengah desahan nafsuku, aku melihat Indra sedang merokok sambil mengobrol dengan Budi di balkon.
Tangan Tom yang kiri meremas-remas buah dadaku, dan tangan kanan-nya mengusap-usap kelentitku sambil penisnya menusukku dari bawah. “Toommm… aku sebentar lagi keluarr…”
“Ness, tunggu bentar… ahh.. aku juga udah mau keluarrrr”

Kami berdua pun berpacu menuju kenikmatan, dan akhirnya kurasakan tubuh Tom menegang, dan penisnya membesar. Cairan sperma kurasakan hangat di dalam vaginaku, membuatku juga orgasme. Tom menjilat-jilat payudaraku sambil menungguku “turun” lagi. Rasanya aku hilang tenaga sama sekali, dan akupun tiduran di dada Tom sambil bernapas terengah-engah.
“Vanessa, apa ini berarti kita sekarang pacaran? ” tanya Tom.

Aku tersenyum,”Engga Tom, ini berarti kita sudah pernah have sex bersama. Seriously, gua cuma mau have fun, engga ada apa-apa lagi kok.”
Tom menarik napas lega, dia bangkit dari ranjang, mencium keningku, sambil meremas buah dadaku sekali lagi, lalu dia memasukkan penisnya lagi, dan pergi keluar kamar tidur.
Sebelum keluar, dia mengambil celana dalamku yang robek, dan memasukkannya ke dalam kantung kemeja dia,”untuk kenang-kenangan” katanya sambil tersenyum nakal.

Aku pun bangun, dan membereskan pakaianku seperti semula minus celana dalamku.
Setelah berkaca, dan memastikan aku kelihatan rapi, aku mulai berjalan keluar sambil berhati-hati untuk menghindari Indra yang masih sedang di balkon rumah.

Begitu aku sampai di mobilku, aku mulai mencari-cari kunci mobilku di dalam tas tanganku.
Tiba-tiba kudengar ada orang berjalan di belakangku. Sebelum aku sempat membalik, dia telah mendorong tubuhku keras-keras ke mobilku dan membekap mulutku. “Ness, elo suka ngentotin orang bule ya? Tapi sama gue elo engga mau? Gua juga tau udah berbulan-bulan elo ngehindarin gua terus” Ternyata Indra! “Loe kira tadi gua engga bisa ngedenger ranjang di rumah Ita ngebentur tembok pas elu ngentotin Tom ? Nih rasain tongkol gue bikinan dalam negeri!” Indra meraba-raba selangkananku untuk melepaskan celana dalamku, tapi tentu saja dia tidak bisa menemukannya karena disimpan oleh Tom. “Engga pake celana dalem Ness ? Tentu aja.. elu sebenernya dateng ke pesta Ita udah pengen ngentot, yah ? sengaja mencari mangsa ? ”
Tanpa memberi kesempatan padaku untuk menjawab, Indra dengan kasar menyetubuhiku dari belakang sambil masih membekap mulutku. “Ohhh.. enak banget deh memiawlu, ness. Ahhhhh.. Si Cynthia engga ada apa-apanya dibanding badan elo.” Tangan Indra yang satunya lagi meraba-raba dan memilin puting susuku. Rok miniku sudah naik ke pinggangku, dan penis Indra keluar masuk dengan cepat dari liang senggamaku. Aku mulai merasakan nafsuku naik, dan orgasme mendekat. Terus terang aku terangsang sekali dengan omongan jorok Indra, dan perkosaan dengan kasar seperti ini. “Ness,.. elo emang cewek bispak.. Ngentot dengan dua cowo satu malem. cewek gila seks yah elo..” Diomongi seperti itu terus, aku pun hilang kendali, dan orgasme sambil menggeliat di pelukan Indra. “Ohh.. gua bisa ngerasain memiaw elo meremas-remas tongkol gua. Suka yah di perkosa seperti ini ? huh?” Indra kembali menghinaku dengan omongannya. Tapi apa daya.. memang aku menikmatinya, dan malah orgasme diperkosa seperti ini.

Tak lama kemudian, Indra pun orgasme, dan menyemprotkan spermanya di dalam rahimku. Entah sudah berapa kali aku orgasme diperkosa olehnya. Tanpa bicara, Indra memasukkan kembali penisnya, dan menarik retsleting celananya. Sebelum dia berjalan kembali ke rumah Ita, aku sempat menggumamkan.. “Dra, kapan lagi maen?”. Indra hanya tersenyum, dan langsung berjalan.
Aku merasa lemas sekali, dan terduduk di samping mobilku sampai merasa cukup kuat untuk menyetir kembali ke apartement ku. Air mani Tom dan Indra bercampur dengan cairan birahiku mengalir keluar dari vaginaku. Akupun masuk ke mobil, dan mulai menyetir pulang, tak sabar untuk mandi dan tidur setelah melayani dua pria malam itu.